Selasa, 13 Juli 2010

Raihlah Kebahagiaan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu Menjadi Pemuda yang mendapat Naungan Allah pada Hari Kiamat


Oleh : Ustadz Kurnaedi, Lc
Ahad, 6 Juni 2010
Masjid At-Tauhid Arief Rahman Hakim, Kampus UI Salemba

1. Cara mendapatkan Ilmu

                Perkataan Imam Syafi’I “Wahai Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan kepadamu beserta penjelasan, yaitu: Kecerdasan, Semangat, kesungguhan, bekal, bersama Ustadz dan waktu yang panjang.

2.  Pentingnya ‘Ilmu
a.       Jihad yang paling utama terhadap musuh-musuh Allah dan Syaithan adalah menyebarkan ilmu. (Qs. Thaha : 114)
b.      Dan ilmu yang paling utama (yang seharusnya disampaikan) di suatu negeri yang tersebar bid’ah dan kesyirikan adalah ilmu tauhid yaitu ilmu (yang menjelaskan) hak Allah yang wajib ditunaikan hamba-Nya.
c.       Hendaknya seseorang bersikap hati-hati dan takut berkata atas nama Allah tanpa berdasarkan ilmu.
d.      Kedudukan ahlul ilmi adalah kedudukan yang paling agung, karena para ahlul ilmi adalah pewaris para Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam, karena itulah diwajibkan pada mereka untuk menjelaskan ilmu dan mengajak manusia ke jalan Allah, kewajiban ini tidak dibebankan kepada selain mereka. Di dunia ini mereka laksana bintang-bintang di langit, yang mana mereka membimbing manusia yang sesaat dan bingung serta menjelaskan kebenaran kepada mereka dan memperingatkan mereka terhadap keburukan.
e.      Di wajibkan pula kepada para ahlul ilmi untuk beramal, berakhlaq dan beretika karena mereka adalah suri tauladan, sehingga mereka adalah manusia yang paling berhak dan paling berkewajiban untuk melaksanakan syari’at, baik dalam etika maupun akhlaqnya.
3. Tujuan menuntut ilmu adalah :
a.   menghilangkan kebodohan
b.   mengharapkan ridha Allah
c.   memperbaiki keadaan diri baik itu niat, amal dan akhlaq
4. hal yang harus diperhatikan ahlul ilmi
                a. Hendaknya memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut Ilmu dan istiqomah
                b. Hendaknya beradab dalam menuntut ilmu
                c. janganlah jadikan tujuan menuntut ilmu dalam rangka membantah ulama, menonjolkan diri dalam majelis, bersaing dan pamer kepada khalayak ramai.
5. Adab menuntut ilmu
                a. Lemah lembut dalam penyampaian
                b. Termasuk perkara ilmu (yakni) masalah khilafiyah.
                c. Alangkah indahnya apa yang telah di contohkan oleh Imam Syafi’I ketika beliau mengatakan :
                “ Tidaklah aku berdebat dengan seorangpun melainkan aku memohon kepada Allah untuk menampakkan kebenaran pada lisannya (lawan debatku)”
Disebutkan di dalam sebuah kitab, Imam Syafi’I berkata : tidaklah aku membantah seorangpun melainkan aku berharap ia diberi petunjuk, hidayah dan diberi pertolongan. (Lihat Faidhul Qadir 3/90 dan Shafwatush Shafwah 2/251)
6. Nasihat untuk penuntut ilmu :
                a. Ikhlas
                b. Ittiba’ (berpegang teguh kepada Sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wa Sallam yang suci lagi mulia)
                c. memahami arti pentingnya ilmu, bagaimana antusias kita dalam menuntutnya, mengamalkannya, serta mendakwahkannya.

Tujuh golongan yang Allah lindungi pada naungan yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1.       Pemimpin yang adil
2.       Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah
3.       Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid
4.       Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena-Nya
5.       Seseorang yang diajak perempuan yang terhormat lagi cantik untuk berbuat dosa kemudian berkata sesungguhnya aku takut kepada Allah
6.       Seseorang yang bersedekah dengan sesuatu yang ia biasa sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang tangan kanannya perbuat
7.       Seseorang yang mengingat Allah saat sendiri dan meneteskan air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar